Di negeri permai ini
jutaan rakyat bersimbah luka
terbusung dan lapar
Tuhan relakan darah juang kami
tuk bebaskan rakyat
(petikan mars perjuangan masa reformasi)
Ketika perjuangan reformasi yang telah dimulai dengan menurunkan common enemy kita Suharto beserta antek2 Orde Barunya,
terbetik secercah harapan bahwa masa depan rakyat Indonesia yang lebih cerah akan menjadi kenyataan.
Sudah lima tahun reformasi berjalan, tapi apakah cita2 reformasi kita sudah tercapai.
Ada polemik yang sebenarnya sangat susah untuk ditarik benang merahnya, karena di satu pihak banyak orang sadar bahwa
Orde Baru meninggalkan penyakit kronik KKN bagi bangsa Indonesia, tapi di lain pihak banyak orang pula yang melihat kejadian
yang terjadi sekarang ini (menurunnya kesejahteraan masyarakat - ) dengan komparasi sederhana bahwa kondisi jaman Orde Baru
lebih baik daripada kondisi jaman reformasi, atau dengan kata lain Orde Baru lebih baik dari pada Orde Reformasi.
Prediksi banyak orang di awal2 reformasi bahwa jika reformasi yang kita lakukan tidak konsisten atau in the worst case
gagal, di kalangan grass root akan terjadi kerinduan kepada masa lalu, dimana mereka merasakan situasi yang lebih stabil dan
kesejahteraan yang baik.
Selama lima tahun perjalanan reformasi kita, sebenarnya sudah ada perubahan yang menggembirakan. Pers sudah semakin bebas,
militer sudah kembali ke barak, pemilu sudah cukup demokratis, dsb. Tapi itu adalah prestasi yang tidak terlalu menyentuh
rakyat kebanyakan, apa artinya pers yang bebas bagi mereka, apa artinya dihapuskannya Dwi Fungsi ABRI bagi kehidupan mereka,
.......rakyat kebanyakan hanya butuh hidup yang layak atau dengan istilah Jawa "Mangan Enak Turu Kepenak"
Pemilihan Umum akan digelar sebentar lagi, dan kalau prediksi kasar selama ini benar bahwa kekuatan2 status quo akan
memenangkan perhelatan demokrasi ini, maka semakin tersendatlah perjalanan kita untuk mencapai cita2 reformasi. Partai2 besar
dengan prestasi korupsi, kolusi, dan nepotisme yang telah dibuktikan dalam sejarah bangsa, ternyata lebih mempunyai
kekuatan finansial maupun strategi untuk memenangkan pemilu daripada kekuatan2 pro reformasi.
Kenapa revolusi sangat diperlukan di Indonesia ?
1. Dalam sejarah yang ada dan yang pernah kita baca bersama, tidak ada satupun negara maju di dunia ini yang dalam awal
perjalanannya tidak dimulai dari revolusi, paling tidak revolusi pemikiran yang akhirnya akan mengarah kepada demokrasi.
2. Dalam kasus Indonesia, kemampuan rakyat untuk menganalisa politik memang masih cukup rendah, sehingga mereka belum
mampu memilih partai yang konsisten, kredible, dan kontinyu membela kepentingan rakyat.
3. Apabila kekuatan status quo menang lagi, maka kondisi di Indonesia dipastikan tidak akan menjadi lebih baik, dan ini
semakin membuktikan bahwa bangsa ini berada di manajemen yang salah.
4. Jika keadaan rakyat tetap buruk, akan sangat berbahaya jika rakyat sudah mulai antipati terhadap program kemajuan,
karena yang masih segar di ingatan mereka, program2 itu hanyalah omong kosong saja.
5. Salah satu ide reformasi adalah law enforcement, tetapi usaha kita dalam bidang ini selalu mengalami setback karena
orang yang membuat hukum ini selalu mempermainkan hukum, karena mereka mempunyai kepentingan di dalamnya, dalam kata lain
hukum yang benar dan tegak di Indonesia justru akan berimplikasi buruk terhadap mereka.
Kapan waktu yang tepat untuk revolusi?
Belajar dari sejarah, rakyat telah berhasil menumbangkan kekuatan besar Suharto di tahun 1997 dengan bersatunya komponen2
masyarakat setelah menyadari bahwa Suharto membawa bangsa ini ke ambang kehancuran. Suharto adalah common enemy ( musuh bersama).
Setelah itu pikiran kita terpecah2 dan akhirnya kita tidak lagi seia sekata dalam mencapai cita2 reformasi.
Revolusi di Indonesia yang akan datang pun akan dimulai dengan menemukan common enemy, dan sudah jelas dalam hal ini
bahwa common enemy kita di tahun 2004 adalah kekuatan pro status quo. Jadi di saat rakyat sudah frustasi atas kinerja pemerintahan
yang tak kunjung membaik, di situlah saatnya bagi kekuatan pro reformasi untuk menggalang kekuatan dan menyingkirkan orang2
di pemerintahan yang mempunyai track record jelek (minimal orang2 yang pernah masuk daftar hitam political tracking). Revolusi
ini akan kedengaran tidak demokratis karena menyingkirkan orang2 yang terpilih dari pemilihan umum yang sah, tapi kita harus
kritis dalam hal ini, sistem pemilu yang kita punyai jelas2 menguntugkan partai yang berdana besar yang nota bene adalah pro
status quo.
Membuat revolusi yang tak berdarah ..?
Ide revolusi tak berdarah memang terdengar agak janggal dan sangat sulit dilakukan, tapi kenapa tidak...?
Kita sudah bisa buktikan bahwa revolusi kecil kita menggulingkan Suharto tidak terlalu banyak menumpahkan darah, dan
kalaupun darah terpaksa harus tumpah, itu tak lebih dari sekedar harga yang harus kita bayar untuk kemajuan bangsa dan negara
kita.
Begitupun revolusi kali ini, karena musuh kita adalah juga antek2 Suharto dan atau minimal orang2 yang menggunakan politik
Suharto, maka mudah2an dengan Izin Tuhan taktik yang sama bisa kita gunakan untuk menghancurkannya.
Hidup Revolusi....Hidup Rakyat.......