Sesaat tersentak jiwaku, rembesan langit mulai menitik dari stalagtit semesta, menghembuskan sedikit rasa
tak terkatakan.
Kerambaku terlalu lemah untuk memerangkap ikan-ikan berkilauan, desirannya saja yang terasa.
Aku bukan siapa-siapa, jika uluran sayap-Mu merengkuh tubuh kurusku, kuberharap bisa terbang bersama-Mu.
Sibaklah hitam mataku, untuk cinta dan pengharapan, untuk cita dan masa depan. Sentuhlah jiwaku, untuk damai
dan kasih.
Amin..........
Blokzijl, 10 April 2002
00.00 GMT+1
|