Bunda.....
kupandangi lukisanmu yang kuterima sore ini
ada setetes air mata yang tertoreh di kanvas
menambah keindahan lukisan cintamu
Bunda....
tidak relakah putramu pergi
hilang ditelan Ilahi
Bunda......
apalah arti raga ini
tak urung juga dilumat bumi
hanya satu yang Bunda harus mengerti
bahwa warna setiap nadi
namamu selalu terpatri
Bunda......
mengapa kau menunduk
lihatlah putramu melambai di ufuk
menghitung bintang
memandangi lorong indah tanpa warna
mengurai nebula
kumohon
tersenyumlah Bunda
kuingin melihat tegar itu lagi
* puisi ini dibuat sesaat setelah melihat foto2 keluarga yg dikirim ama Bapak