Ternyata keinginanku tercapai untuk mendapatkan seorang wanita pendamping yang sesuai dengan keinginanku,
seorang yang begitu indah senyum dan tindaknya, yang dengan kesibukannya masih dengan rela menuangkan segala kasih dan sayang
kepadaku. Dulu aku selalu berjanji dalam doaku, bahwa ini adalah keinginan terakhirku. Setelah ini aku akan berhenti meminta
sesuatu kepada Tuhan, kecuali atas ampunan dan kasih-Nya.
Aku begitu mencintainya, begitu mengaguminya, dan di kantorku aku selalu membangga2 kan dia di depan teman2
kerjaku. Dalam hatiku selalu berkata bahwa tidak ada orang yang mampu memperistri gadis secantik dan sebaik dia. Pulang dari
kantor, aku akan selalu pikirkan apa yang mungkin bisa membuat dia tersenyum malam ini, selalu kucari cerita lucu, teka-teki,
atau klo tidak macet aku beli sekuntum mawar untuknya.
Bulan2 pertama kami menikah, sungguh kebahagiaan yang tiada tara bagiku, rasanya dunia ini sudah menjadi
hak milikku. IMF dan Bank Dunia telah kukalahkan, mereka hanya menguasai uang dunia, tapi aku menguasai bahagia,
bahagia yang memang dicari oleh setiap manusia di dunia ini.
Dulu aku bukanlah apa2, semua orang mencemoohku, meremehkan keberadaanku, seolah aku adalah manusia dunia
ketiga di antara negara2 super power. Sampai suatu waktu, timbul keinginan yang menggebu dalam diriku untuk membuktikan bahwa
aku tidak serendah itu, aku adalah aku, aku mampu untuk melebihi manusia2 itu. Aku berusaha keras untuk belajar dan bekerja,
dan berdoa kepada Tuhan untuk mendapatkan kepandaian dan kekayaan yang cukup agar mereka diam dan tak mencemooh aku, syukur2
mulai berdecak kagum atas kisahku yang mirip Jenghiz Khan, datang dari semak2 dan padang rumput tetapi menguasai
pusat2 peradaban dunia. Dan itu semua telah kucapai.